Aku mengingatmu
sebagai batuan purba.
Misterius, langka
sekaligus indah.
Oh iya, juga
bernilai.
Aku mengingatmu
sebagai makhluk yang tak pernah mengenal arti “respect”
Karena tak sekalipun
kau menunjukkan nya dihadapanku.
Aku mengingatmu
sebagai orang yang lupa bagaimana berpikir lurus.
Karena kuperhatikan
dari sudut mataku, terlalu berliku jalan pikiranmu itu.
Rumit. Padahal kamu
sangat bisa membuatnya lebih sederhana.
Masih banyak yang
bisa kuingat tentangmu.
Tapi tulisan ini
tidak dibuat untuk merunut semua ingatanku tentang kamu.
Aku hanya memilah.
Ingatan mana yang
patut aku bayangkan kembali sebelum aku bergegas ke kapal itu.
Bukan sembarang kapal
dear..
Itulah kapal yang
terpilih untuk melarung semua ingatanku jauh ujung samudera sana.
Tanpa batas. Tanpa
dasar.