Hei tuan angkuh..!
Sudah tahukah kamu
kabar termutakhir tentangku?
Oh iya, aku lupa
kalau kamu tidak pernah mau peduli.
Tapi biarlah aku
menjelaskannya kepadamu untuk satu kali ini saja.
Karena mungkin ini
terakhir kalinya juga kamu akan menemukanku disekitarmu.
Aku jamin ini yang
terakhir.
Jadi…
Aku memutuskan untuk
berhenti.
Berhenti kehilangan
selera makan karena kamu terus membuat setiap makanan terasa tidak menarik.
Berhenti menciptakan
lingkaran hitam dibawah mataku karena bayangan kamu yang tidak pernah rela aku
tinggal tidur.
Berhenti menyeka air
mata yang terus menetes karena senyuman kamu,
yang menurutku serupa dengan bawang yang memedihkan mata.
Aku sudah terlalu
compang – camping untuk terus mengejarmu.
Mahkotaku sudah
miring tak karuan.
Tanpa aku sadar kamu
sudah membuatku berjalan terbungkuk dalam waktu yang sangat lama.
Ini saatnya aku
membangun lagi harga diriku yang sudah runtuh tak berbentuk.
Karena aku tahu, kamu
bukan tipe manusia yang sebegitu berharganya untuk diperjuangkan sampai
berdarah-darah begini.
Ini saatnya aku
membetulkan letak mahkotaku dan kembali berjalan tegak. Seperti yang
seharusnya.
Karena kamu tidak
seagung yang aku bayangkan.
Kamu tidak lebih dari
sekedar hamba gengsi.
Dan akupun malu
pernah menjatuhkan hatiku pada orang sepertimu.
Jelas aku menghargai
kehadiran kamu yang pernah menciptakan ribuan kupu-kupu diperutku.
Tapi sudah cukup
sampai disitu.
Karena kalau aku
membiarkan ini terus berlanjut, aku yakin aku bahkan akan terlalu lelah untuk
beristirahat.
Ini kabarku yang terakhir.
Aku sudah kembali
menjadi Ratu akan diriku.
Seperti aku yang
seharusnya.
Dan sesuai janjiku,
ini terakhir kalinya aku ada disekitarmu.
Selamat tinggal..
No comments:
Post a Comment